Dalam kajian inovasi menurut Rogers (1983) terdapat lima atribut suatu inovasi yang turut mempengaruhi kecepatan adopsi inovasi. Kelima atribut tersebut adalah :
1. Keuntungan relatif (relative advantage)
2. Kesesuaian/ kecocokan (compatibility)
3. Kekompleksan / kerumitan ( complexity)
4. Ketercobaanya/ dapat diuji cobakan ( triability)
5. Dapat diamati / diobservasi ( observability)
Lima karakteristik PKBM sebagai salah satu inovasi pendidikan Nonformal
a). Relative Advantage (Keuntungan relatif)
Selama ini program-program pendidikan luar sekolah terpencar baik tempat penyelenggaraannya, jenis substansi materi yang dipelajari maupun pihak penyelenggaranya. Lembaga lain milik pemerintah maupun masyarakat sangat terbatas, bersifat birokratis dan sulit dijangkau. Keberadaan PKBM sebagai salah satu lembaga pendidikan luar sekolah yang terintegrasi baik dari segi jenis materi yang dipelajari, tempat penyelenggaraan, maupun pihak penyelenggara. Lembaga ini dirancang dari dan oleh masyarakat sendiri, dengan mengoptimalkan segalam potensi yang ada dilingkungan sekitar. Dengan demikian, PKBM memiliki keuntungan relatif yang sangat tinggi bagi masyarakat/adopter.
b). Compatibility (Kesesuaian dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, pengalaman serta kebutuhan adopter)
Telah ditegaskan bahwa PKBM dikembangkan dari konsep Community Base Education (pendidikan berbasis masyarakat). PKBM dari segi tempat, jenis kegiatan dan pengelolaannya sesuai dengan nilai-nilai yang dianut adopter, pengalaman serta kebutuhannya. Karena mulai dari pendirian dan rintisan kegiatan, selama kegiatan serta evaluasinya dilaksanakan dari, oleh dan untuk masyarakat sendiri sebagai adopter.
c). Complexity (Tingkat kerumitan)
PKBM dilihat dari proses atau langkah-langkah pembentukan, struktur serta penyelanggaraannya diadaptasikan dengan kondisi serta karakteristik masyarakat setempat (sebagai adopter), mereka sendiri yang merancang dan memanfaatkan kelembagaan. Dengan demikian PKBM memiliki tingkat kerumitan yang rendah dan sesuai dengan pola pikir dan pola tindak yang terjangkau oleh adopter.
d). Trialibility (Sifat dapat dicoba)
PKBM sebagai inovasi tidak mengalami kesulitan untuk dicobakan. Hal ini berkenaan dengan tempatnya menggunakan fasilitas yang ada dan tersedia di masyarakat, jenis-jenis kegiatan didasarkan atas kebutuhan, minat dan harapan masyarakat (adopter) serta pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat sendiri.
e). Observatibility (Dapat diamati)
PKBM sebagai sebuah kelembagaan pendidikan di masyarakat, mudah untuk diamati baik dari segi tempat kegiatan, jenis kegiatan, penyelenggaraan serta hasil kegiatan.
Dari kelima karakteristik inovasi, PKBM sebagai salah satu inovasi dalam pendidikan luar sekolah, kecenderungannya memiliki tingkat kecepatan untuk dapat diadopsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar